Saturday, 18 April 2020

Delapan Pelajaran dari Hatim dalam Minhajul Qoshidin

Diterjemahkan oleh Genta Buana Al-Bantany

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Syaqiq Al-Balkhy bahwasanya ia pernah berkata kepada Hatim: engkau telah membersamai aku dalam waktu yang cukup lama, apa saja yang sudah kau pelajari?
Hatim berkata: Ada delapan perkara

Yang pertama, aku mengamati makhluk yang ada di dunia, lalu kudapati setiap orang memiliki sesuatu yg dicintai. Namun tatkala ia berada dalam kubur, sesuatu yang disukainya itu akan berpisah dengannya. Maka kujadikan amal kebaikan sebagai sesuatu yang kucintai agar selalu bersama denganku di dalam kubur.

Yang kedua, aku memperhatikan firman Allah ta'ala 
( وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ) 
"dan menahan diri dari hawa nafsunya "
[Surat An-Nazi'at 40] 
Maka aku bersungguh-sungguh menahan hawa nafsu sehingga aku tegar di atas ketaatan kepada Allah.

Yang ketiga, aku melihat setiap orang memiliki sesuatu yang berharga yang ia jaga (agar tidak hilang). Kemudian aku merenungi firman Allah 
(مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ ۗ َ)
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah "
[Surat An-Nahl 96]
Oleh karena itu, tatkala aku memiliki sesuatu yang berharga aku serahkan ia kepada Allah, agar ia selalu abadi untukku di sisi-Nya.

Yang keempat, aku melihat manusia memandang kepada harta, keturunan (nasab), dan kemulian (kedudukan). Padahal itu bukanlah apa-apa.
Kemudian aku memperhatikan firman Allah ta'ala 
(إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ )
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa"
[Surat Al-Hujurat 13]
Maka aku beramal dalam ketaqwaan agar aku menjadi orang mulia di sisi-Nya.

Yang kelima, aku melihat manusia saling dengki satu dengan yang lain. Kemudian aku memperhatikan firman Allah ta'ala
(نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ )
"Kamilah yang telah menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia"
[Surat Az-Zukhruf 32]
Maka aku tinggalkan dengki kepada manusia.

Yang keenam, aku melihat manusia saling bermusuhan. Kemudian aku memperhatikan firman Allah ta'ala 
(إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ )
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka perlakuanlah mereka sebagai musuh"
[Surat Fathir 6]
Maka aku tinggalkan permusuhan kepada manusia dan kujadikan setan sebagai satu-satunya musuh.

Yang ketujuh, aku melihat manusia menghinakan diri mereka sendiri dalam mencari rezeki. Kemudian aku memperhatikan firman Allah ta'ala
(وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا )
"Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya
[Surat Hud 6]
Maka aku menyibukkan diri dengan dengan apa-apa yang menjadi hak Allah atasku, dan kutinggalkan hakku atas Allah.

Kedelapan, aku melihat manusia bertawakal kepada perniagaannya, barang buatannya, dan kesehatan badannya. Maka aku bertawakal kepada Allah.

Sumber:
Al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisy, Mukhtashor Minhajul Qoshidiin tahqiq Zuhair Asy-Syaawisy, cetakan ke-9, (Beirut: Al-Maktab Al-Islamy, 2000 M/1421) hal.32-33.

No comments:

Post a Comment